1. Tahun Baru Adalah Sebuah Perayaan Besar
Tahun baru adalah perayaan yang sangat penting bagi para penduduk Jepang terutama pemeluk Shinto. Mereka akan datang ke kuil saat tengah malam untuk berkumpul sambil membunyikan lonceng. Biasanya mereka akan bergantian hingga lonceng yang besar dipukul sebanyak 108 kali. Pemukulan lonceng ini menjadi tanda jika penghapusan dosa selama setahun terakhir telah dilakukan.
Selama tiga hari pasca pemukulan lonceng, sebanyak 98 juta masyarakat Jepang akan datang ke kuil Shinto untuk berdoa dan mengetahui ramalan selama setahun ke depan. Tradisi berkunjung di kuil ini terus dipertahankan hingga sekarang oleh semua masyarakat Jepang tanpa pengecualian.
2. Kami Adalah Dewa yang Tak Selalu Sempurna
Agama besar di dunia mengenal Tuhan sebagai sesuatu yang sangat hebat dan tak memiliki cela. Tuhan adalah zat yang menciptakan semua makhluk di dunia tanpa terkecuali. Dalam Shinto dewa atau Tuhan sering disebut dengan kami. Dalam kepercayaan mereka kami berjumlah 8 juta buah dan tersebar di seluruh dunia.
Kami dalam Shinto bisa berupa laut, api, pegunungan, dan semua zat yang ada di alam. Selain itu manusia pun bisa menjadi kami setelah mati namun ia harus melalui proses penyucian terlebih dahulu. Terakhir kami bisa menjadi sesuatu yang baik atau bentuk buruk yang membuat suatu kekacauan di dunia.
3. Amaterasu Sang Dewa Matahari
Amaterasu adalah dewa tau kami tertinggi dalam mitologi dan kepercayaan Shinto. Amaterasu lahir dari mata kiri Izanagi saat ia akan menyucikan dirinya usai mengunjungi dunia bawah atau neraka. Saat melihat putrinya lahir dengan kehangatan dan cahaya yang terang, Izanagi memerintahkannya untuk memerintah Takamagahara.
Amaterasu akhirnya menggambar Jepang modern dan menyuruh cucu laki-lakinya yang bernama Ninigi menjadi salah satu penguasa di bumi. Dari sini sejarah bahwa orang Jepang adalah keturunan Dewa matahari dimulai. Bahkan masih bertahan hingga sekarang sesuai dengan ajaran Shinto.
4. Inari yang Dipuja Hampir Semua Pemeluk Shinto
Dalam kepercayaan Shinto, Amaterasu mungkin dipandang sebagai salah satu dewa atau kami yang sangat hebat. Ia menyinari bumi dan membuat semua makhluk bisa hidup dengan baik. Sementara itu Inari adalah dewa yang memberikan makan manusia. Ia adalah dewa padi, perdagangan, senjata hingga dewa rubah.
Saat ini kuil Inari dalam ajaran Shinto telah tersebar hingga berjumlah 75.000 buah. Inari sering sekali diwujudkan sebagai wanita muda, kakek tua hingga rubah yang suka nampak di sekitar kuil. Salah satu kuil Inari terbesar di Jepang terletak di Kyoto dan bernama Fushimi Inari.
5. Ise Jingu, Kuil yang Harus Dibangun Setiap 20 Tahun
Jika Fushimi Inari digunakan untuk menyembah Inari, Ise Jingu digunakan untuk menyembah Amataerasu. Kuil Ise Jingu dikenal sebagai salah satu kuil paling keramat di Jepang hingga keberadaannya selalu dianggap penting. Ise Jingu biasanya memiliki 120 kuil kecil yang disusun menjadi bagian depan, tengah, hingga luar.
Ise Jingu yang ada saat ini tak pernah memiliki usia 20 tahun. Pasalnya sebuah tradisi mengajarkan untuk melakukan shikinen sengu. Atau membangun kembali lalu merobohkan bangunan yang sudah lama. Hal ini dilakukan terus-menerus dari satu generasi ke generasi.
6. Ritual Penyucian Jiwa dan Tubuh
Semua agama mengenal apa itu dosa dan pahala. Dalam Shinto, dosa sering disebut dengan Tsumi. Namun dosa di sini dikembangkan menjadi lebih luas menjadi dosa dalam jiwa dan juga dosa yang dibawa tubuh dalam bentuk penyakit atau kotoran. Itulah mengapa sebelum masuk ke kuil Shinto selalu ada tempat untuk mencuci tangan dan kaki.
Ritual sederhana untuk membersihkan diri ini disebut dengan temizu. Dengan melakukan ini maka dosa seseorang akan hilang dan segala penyakit dihilangkan oleh dewa. Oh ya, selain temizu ada sebuah ritual bernama shubatsu. Ritual ini bisanya dilakukan dengan menggunakan garam. Para pemain sumo biasanya sering melakukan ritual ini sebelum melakukan pertandingan.
7. Omikuji, Omamori dan Ema
Anda yang sering melihat drama Jepang atau anime pasti mengenal apa itu omikuji, omamori, dan ema. Omikuji semacam fortune teller yang akan memberi tahu nasib seseorang. Jika nasibnya baik maka omikuji bisa dibawa, namun jika nasibnya buruk, omokuji bisa dikaitkan ke pohon atau batang-batang yang telah disediakan.
Selanjutnya ada omamori yang mirip sekali dengan jimat. Biasanya omamori berupa kain atau kertas warna-warni yang di dalamnya ada kertas doa. Warga Jepang biasanya membeli omamori ke kuil lalu memberikannya pada anak atau keluarga agar lancar ujian, lancar bekerja dan semuanya.
Terakhir ada ema yang berwujud kayu kecil yang memiliki tali. Biasanya orang-orang akan menulis doa di kayu ini lalu menggantungnya di pohon. Dengan menggantung ema, maka permintaan akan segara dikabulkan oleh kami yang dipercaya orang tersebut.
Demikianlah tujuh fakta hebat dari agama Shinto yang dipeluk oleh hampir semua orang Jepang. Keberadaan Shinto di Jepang bukan hanya sebagai agama, namun juga sebagai panduan hidup yang selaras dengan alam.